Jumat, 19 Agustus 2011
Harus Bisa !
bukan bermaksud untuk mengajak fanatik terhadap seorang SBY, hanya mengajak untuk membuat penilaian menjadi lebih berimbang terhadap presiden kita. Melalui cerita-cerita yang di tuliskan oleh salah satu orang yang pernah menjadi orang paling dekat dengan beliau, juru bicara kepresidenan, dino patti djalal, mengalir, dan enak diikuti.
Melihat sisi yang berbeda, dari pengambilan kebijakan publik yang tak jarang menimbulkan kontroversi. Open sky policy, kenaikan harga BBM dll.
Tentang Kepemimpinan,
beberapa hal dari SBY dalam kepemimpinannya, diantaranya pentingnya Akhlak dalam memimpin, objektif, sangat memperhatikan detail, dan optimis.
Satu lagi, menggunakan INTUISI.
Buku yang patut dijadikan referensi bagi seorang pemimpin.
Diskripsi singkat mengenai buku dapat dilihat di: www.dinopattidjalal.com
Rabu, 10 Agustus 2011
Waktu
Jika setiap detik yang terlampaui adalah rahmat,
maka tunjukanlah aku cara untuk menuju padanya
agar tak lepas karunia itu dariku tanpa makna
Jika setiap menit yang terlewati adalah busur yang akan membawaku
lebih dekat pada cahaya
maka tunjukanlah padaku cara mengasah mata hati
agar tak hilang rasa sayang yang menyelimuti
Jika waktu yang berlalu adalah pendakian atas puncak keindahan
maka sesungguhnya tidak ada petunjuk yang paling terang selain mentariMu
Tuhan,,,
hangatkan diriku dengan sinarMu
kuatkan aku dengan sabdaMu
maka tunjukanlah aku cara untuk menuju padanya
agar tak lepas karunia itu dariku tanpa makna
Jika setiap menit yang terlewati adalah busur yang akan membawaku
lebih dekat pada cahaya
maka tunjukanlah padaku cara mengasah mata hati
agar tak hilang rasa sayang yang menyelimuti
Jika waktu yang berlalu adalah pendakian atas puncak keindahan
maka sesungguhnya tidak ada petunjuk yang paling terang selain mentariMu
Tuhan,,,
hangatkan diriku dengan sinarMu
kuatkan aku dengan sabdaMu
Selasa, 09 Agustus 2011
Dinosaurus
Liat kuis siapa paling berani bareng si konyil amar,,,
pas babak bonus ada pertanyaan, kirakira bunyinya gini
"karena ketamakan dan ketidak pedulian manusia, Dinosaurus punah "
...
aku jawab salah...
kenapa?
yuk, siapa tahu
Kenapa Dinosaurus punah?
ceritanya begini,
Pada waktu akan terjadi banjir besar, semua ingin naik ke bahtera nabi Nuh, termasuk para binatang. Pada saat itu, diadakan samacam sayembara di kalangan para binatang.
Barang siapa yang bisa membuat lelucon dan membuat para binatang yang lain tertawa tanpa terkecuali, boleh naik ke bahtera. Sementara yang tidak, mohon maaf...harus tinggal.
Si gajah mulai yang pertama. Ia bercerita di depan bangsa binatang, dan...
Ia berhasil membuat semua binatang tertawa.
hem,, Tiket bahtera sudah didapat.
Gantian, giliran dinosaurus yang manggung.
Ia bercerita, membuat lelucon. Tetapi sayang, si babi nggak ketawa...
dan, bangsa dinosaurus pun harus tinggal dan hanyut oleh banjir besar.
Lalu Harimau bercerita, dan semua pun tertawa.
ada yang iseng tanya pada si babi.
"bi,, kenapa kau tertawa?"
babi jawab,
"dengar cerita dinosaurus tadi"
,,
hayo, yang telat ketawa berarti ... ?
cerita itu aku dapat dari Dr. Sutanto, DEA dengan segala improvisasi.
pesan yang disampaikan:
telmi (telat mikir) itu berbahaya. Merugikan, tak hanya bagi diri sendiri, bahkan sebuah bangsa.
hehem...
so, be s.m.a.r.t ...!
...
jawaban soal itu memang "salah"
karena dinosaurus hidup 65.000 tahun yang lalu sedangkan manusia exist 3.000(angka tepatnya lupa) tahun yang lalu.
Jadi, manusia dan dinosaurus tak pernah ketemu.
pas babak bonus ada pertanyaan, kirakira bunyinya gini
"karena ketamakan dan ketidak pedulian manusia, Dinosaurus punah "
...
aku jawab salah...
kenapa?
yuk, siapa tahu
Kenapa Dinosaurus punah?
ceritanya begini,
Pada waktu akan terjadi banjir besar, semua ingin naik ke bahtera nabi Nuh, termasuk para binatang. Pada saat itu, diadakan samacam sayembara di kalangan para binatang.
Barang siapa yang bisa membuat lelucon dan membuat para binatang yang lain tertawa tanpa terkecuali, boleh naik ke bahtera. Sementara yang tidak, mohon maaf...harus tinggal.
Si gajah mulai yang pertama. Ia bercerita di depan bangsa binatang, dan...
Ia berhasil membuat semua binatang tertawa.
hem,, Tiket bahtera sudah didapat.
Gantian, giliran dinosaurus yang manggung.
Ia bercerita, membuat lelucon. Tetapi sayang, si babi nggak ketawa...
dan, bangsa dinosaurus pun harus tinggal dan hanyut oleh banjir besar.
Lalu Harimau bercerita, dan semua pun tertawa.
ada yang iseng tanya pada si babi.
"bi,, kenapa kau tertawa?"
babi jawab,
"dengar cerita dinosaurus tadi"
,,
hayo, yang telat ketawa berarti ... ?
cerita itu aku dapat dari Dr. Sutanto, DEA dengan segala improvisasi.
pesan yang disampaikan:
telmi (telat mikir) itu berbahaya. Merugikan, tak hanya bagi diri sendiri, bahkan sebuah bangsa.
hehem...
so, be s.m.a.r.t ...!
...
jawaban soal itu memang "salah"
karena dinosaurus hidup 65.000 tahun yang lalu sedangkan manusia exist 3.000(angka tepatnya lupa) tahun yang lalu.
Jadi, manusia dan dinosaurus tak pernah ketemu.
art of influence...
malam ini g ikut kajian, ada si konyil amar di rumah yang nggak mau ditinggal...
Mmm,,, nggak mau nyari kambing hitam sih,, tapi sebenarnya ada kuis siapa paling berani(KSPB) dan jakarta lawyers club (JLC) yang bikin aku pilih stay at home...
Ditambah super trap yang menyajikan drifting untuk mengerjai sasarannya.Tapi ya harus rebutan remote. Hem,, (skali lagi)bener-bener bulan jihad...
(drifting itu salah satu aksi dalam slalom, free style-nya nyetir mobil.Liat film Tokyo Drift untuk liat drifting2 keren)
mm,,biar tetep dapat makna, aku akan berbagi yang aku dapatkan dari program-program itu...
Aku mulai dari, ....
art of influence, itu judul sebuah buku, mungkin tepatnya beberapa buah buku karena nggak cuma satu buku yang bahas tentang seni mempengaruhi orang lain itu.
Aku liat buku itu pertama kali di perpustakaan ketika dolan ke sebuah Sekolah dasar(SD) di Surabaya sekitar dua tahun yang lalu. Tapi aku nggak ingin bahas itu karena belum sempat baca dalam-dalam buku itu.
ketika remote aku arahkan ke acara Helmi Yahya (KSPB) tentu si konyil Amar protes, karena pasti itu bukan program yang menarik bagi anak yang belum genap berumur 4 tahun itu. Tapi,,, tentu saja.. bagaimana cara mempengaruhinya....
Anak itu kan belum tahu mana yang baik, mana yang sebenarnya menarik. Tergantung kita sebagai orang yang lebih dewasa mempengaruhinya...
dan disinilah kita berperan..
Aku bilang,
"Eh, Kak. Ini acara bagus" (panggilannya kakak)
"heh?", jawabnya. Kelihatan nggak begitu paham dan ingin tahu lebih.
...
Memang aku sering menggunakan kata-kata yang biasa digunakan oleh orang dewasa untuk bekomunukasi dengan keponakan-keponakanku.
Bagi mereka, mungkin itu sesuatu yang tidak mudah untuk dimengerti. Tapi tujuan ku adalah membuat mereka terbiasa dengan bahasa-bahasa itu.
Bukankah 'mengerti" itu akan didapatkan dengan sendirinya ketika sesuatu itu sering diucapkan, sering didengar dan menjadi hal yang familiar, tidak asing di telinga?
Misalnya, aku bilang "manuver" ketika bercerita menjelaskan video tentang pesawat tempur.
Aku gunakan "mengintai" ketika sedang bermain perang-perangan dengan mereka.
Aku kenalkan kata "internet", "chatting", "download" pada mereka.
Aku sengaja tidak menyampaikan kata-kata itu dalam bahasa yang lebih sederhana. Aku menggunakan kata asli dan mereka akan ter-jelas-kan dengan melihat apa yang aku lakukan untuk merepresentasikan kata tersebut. Jadi tidak perlu banyak kata untuk menjelaskan. Walaupun, kadang-kadang menjelaskan memang perlu.
Akhirnya, mereka dengan sendirinya akan menggunakan kata itu tanpa sengaja, karena kata itu sudah ada dalam kumpulan kosa kata mereka.
Contoh: "Video Thomasnya po sudah di download, tan?".
"Tante kog suka chatting i kenapa?",
"Pesawate bermanuver, tan!".
Entah seberapa dalam mereka memaknai kata itu, setidaknya mereka telah bisa menggunakannya.
Ya, cukup lumayan untuk anak usia balita.
...
"Ini acara bagus. kalo liat ini bisa bikin orang jadi pinter", aku jelaskan.
"hem?", komentarnya. Terlihat lebih antusias, ingin tahu lebih dalam.
lalu aku jelaskan lagi, "Ini to, nanti ada pertanyaan. Yang bisa cepet-cepetan mencet. teeet gitu. trus jawab."
"kalo dah jawab?" dah mulai kena dia.
"kalo dah jawab nanti dapat nilai 100 kalo benar", aku jawab.
"nilainya nanti buat apa?", makin kenalah dia.
"nilainya yo dikumpulkan, yang paling bagus nilainya nanti dapat uang", aku jawab.
"uang apa?", dia tanya.
"ya dapat uang. uangnya 25 juta", aku bilang.
tentu saja sihir itu takkan berhasil tanpa intonasi dan gerture yang juga menyihir.
Ingat? dalam komunikasi itu kata-kata berperan hanya 7%, sementara 38% adalah suara termasuk intonasi, dan 55%-nya adalah gesture, menyangkut wajah dan gerak tubuh.
Bayangkan saja bagaimana caraku mempengaruhi anak berusia tiga tahun untuk merelakan mata dan perhatiannya pada kuis untuk orang dewasa itu.
Ya, ikut hanyut dalam acara itu. Ikut jawab. Aku pura-pura ikut pencet, perut dia yang aku pencet, dan dia suka. lalu ikut teriak-teriak, tepuk tangan kalo jawabanku benar. Ajak dia toss untuk perayaan. ..
Dan itu berhasil...hehem...
kenapa aku bilang berhasil, karena esok paginya, yaitu pagi tadi, dia bahas tentang kuis itu tanpa aku yang pancing untuk membahas dulu. Nggak cuma sekali dan nggak hanya sekejap dia bahas..
"... tadi malam itu, kuis yang bikin pinter itu ya ,tan.."
...yeach!
Pada dasarnya kita nggak perlu teori-teori rumit untuk mempengaruhi,, atau untuk lakukan apapun,
...dan aku hanya lakukan dengan caraku..
(untuk JLC, liat posting selanjutnya, Insya Alloh)
-Rabu, 10 Agustus 2011-
Mmm,,, nggak mau nyari kambing hitam sih,, tapi sebenarnya ada kuis siapa paling berani(KSPB) dan jakarta lawyers club (JLC) yang bikin aku pilih stay at home...
Ditambah super trap yang menyajikan drifting untuk mengerjai sasarannya.Tapi ya harus rebutan remote. Hem,, (skali lagi)bener-bener bulan jihad...
(drifting itu salah satu aksi dalam slalom, free style-nya nyetir mobil.Liat film Tokyo Drift untuk liat drifting2 keren)
mm,,biar tetep dapat makna, aku akan berbagi yang aku dapatkan dari program-program itu...
Aku mulai dari, ....
art of influence, itu judul sebuah buku, mungkin tepatnya beberapa buah buku karena nggak cuma satu buku yang bahas tentang seni mempengaruhi orang lain itu.
Aku liat buku itu pertama kali di perpustakaan ketika dolan ke sebuah Sekolah dasar(SD) di Surabaya sekitar dua tahun yang lalu. Tapi aku nggak ingin bahas itu karena belum sempat baca dalam-dalam buku itu.
ketika remote aku arahkan ke acara Helmi Yahya (KSPB) tentu si konyil Amar protes, karena pasti itu bukan program yang menarik bagi anak yang belum genap berumur 4 tahun itu. Tapi,,, tentu saja.. bagaimana cara mempengaruhinya....
Anak itu kan belum tahu mana yang baik, mana yang sebenarnya menarik. Tergantung kita sebagai orang yang lebih dewasa mempengaruhinya...
dan disinilah kita berperan..
Aku bilang,
"Eh, Kak. Ini acara bagus" (panggilannya kakak)
"heh?", jawabnya. Kelihatan nggak begitu paham dan ingin tahu lebih.
...
Memang aku sering menggunakan kata-kata yang biasa digunakan oleh orang dewasa untuk bekomunukasi dengan keponakan-keponakanku.
Bagi mereka, mungkin itu sesuatu yang tidak mudah untuk dimengerti. Tapi tujuan ku adalah membuat mereka terbiasa dengan bahasa-bahasa itu.
Bukankah 'mengerti" itu akan didapatkan dengan sendirinya ketika sesuatu itu sering diucapkan, sering didengar dan menjadi hal yang familiar, tidak asing di telinga?
Misalnya, aku bilang "manuver" ketika bercerita menjelaskan video tentang pesawat tempur.
Aku gunakan "mengintai" ketika sedang bermain perang-perangan dengan mereka.
Aku kenalkan kata "internet", "chatting", "download" pada mereka.
Aku sengaja tidak menyampaikan kata-kata itu dalam bahasa yang lebih sederhana. Aku menggunakan kata asli dan mereka akan ter-jelas-kan dengan melihat apa yang aku lakukan untuk merepresentasikan kata tersebut. Jadi tidak perlu banyak kata untuk menjelaskan. Walaupun, kadang-kadang menjelaskan memang perlu.
Akhirnya, mereka dengan sendirinya akan menggunakan kata itu tanpa sengaja, karena kata itu sudah ada dalam kumpulan kosa kata mereka.
Contoh: "Video Thomasnya po sudah di download, tan?".
"Tante kog suka chatting i kenapa?",
"Pesawate bermanuver, tan!".
Entah seberapa dalam mereka memaknai kata itu, setidaknya mereka telah bisa menggunakannya.
Ya, cukup lumayan untuk anak usia balita.
...
"Ini acara bagus. kalo liat ini bisa bikin orang jadi pinter", aku jelaskan.
"hem?", komentarnya. Terlihat lebih antusias, ingin tahu lebih dalam.
lalu aku jelaskan lagi, "Ini to, nanti ada pertanyaan. Yang bisa cepet-cepetan mencet. teeet gitu. trus jawab."
"kalo dah jawab?" dah mulai kena dia.
"kalo dah jawab nanti dapat nilai 100 kalo benar", aku jawab.
"nilainya nanti buat apa?", makin kenalah dia.
"nilainya yo dikumpulkan, yang paling bagus nilainya nanti dapat uang", aku jawab.
"uang apa?", dia tanya.
"ya dapat uang. uangnya 25 juta", aku bilang.
tentu saja sihir itu takkan berhasil tanpa intonasi dan gerture yang juga menyihir.
Ingat? dalam komunikasi itu kata-kata berperan hanya 7%, sementara 38% adalah suara termasuk intonasi, dan 55%-nya adalah gesture, menyangkut wajah dan gerak tubuh.
Bayangkan saja bagaimana caraku mempengaruhi anak berusia tiga tahun untuk merelakan mata dan perhatiannya pada kuis untuk orang dewasa itu.
Ya, ikut hanyut dalam acara itu. Ikut jawab. Aku pura-pura ikut pencet, perut dia yang aku pencet, dan dia suka. lalu ikut teriak-teriak, tepuk tangan kalo jawabanku benar. Ajak dia toss untuk perayaan. ..
Dan itu berhasil...hehem...
kenapa aku bilang berhasil, karena esok paginya, yaitu pagi tadi, dia bahas tentang kuis itu tanpa aku yang pancing untuk membahas dulu. Nggak cuma sekali dan nggak hanya sekejap dia bahas..
"... tadi malam itu, kuis yang bikin pinter itu ya ,tan.."
...yeach!
Pada dasarnya kita nggak perlu teori-teori rumit untuk mempengaruhi,, atau untuk lakukan apapun,
...dan aku hanya lakukan dengan caraku..
(untuk JLC, liat posting selanjutnya, Insya Alloh)
-Rabu, 10 Agustus 2011-
Senin, 08 Agustus 2011
Majority
Second night of paket ramadhan,,
kajian lagi,,aku segera disconnect my lovely aha untuk segera menuju pencerahan,
bismillah..
Semoga malaikat dengan sayapnya terbang membersamaiku...
...
Duduk paling belakang,
Di sudut yang paling aku benci, pinggir...
hampa sebelah kiri, stranger sebelah kanan.
Not really stranger sih, tapi kira2 sudah sekian tahun aku tak saling lempar kata dengan anak ini.
Kata yang lain dia 'beda'.
Hem...Nggak ada pilihan lain, resiko buat yang datang akhir, tempati tempat yang tersisa.
Oh my God, bener bener bulan jihad, nggak siang nggak malam, waktuMu adalah ujian menjaga hati...
Tujuh menit berlalu, belum juga aku sapa dia. Dan dia cuma berani melirik, hehem..
G berani pasti, secara aku adalah yang paling senior diantara yang lain (hadiroh). Ya, senior.
Aku nggak bilang tua, walopun tahun lahirku lebih kecil dari mereka, aku juga nggak bilang dewasa karena,
mmm...
Aku ingat sebuah definisi menarik tentang dewasa,
dari Naomi Susan, seorang penulis. Aku dapat dari Kick Andy episode cara gila menulis buku. Begini kutipannya:
Majority is how the way you can control your self
(kedewasaan adalah bagaimana anda mengendalikan diri)
pas di bulan pengendalian diri, sudahkah kita melangkah d.e.w.a.s.a ...
Ups, ustadz sudah menempatkan diri ditempat yang paling banyak pahalanya, aku simak beliau dulu, ustadz yang paling
aku suka dari desa tercinta.
Insya alloh aku akan bagi ilmunya,,
semoga...
kajian lagi,,aku segera disconnect my lovely aha untuk segera menuju pencerahan,
bismillah..
Semoga malaikat dengan sayapnya terbang membersamaiku...
...
Duduk paling belakang,
Di sudut yang paling aku benci, pinggir...
hampa sebelah kiri, stranger sebelah kanan.
Not really stranger sih, tapi kira2 sudah sekian tahun aku tak saling lempar kata dengan anak ini.
Kata yang lain dia 'beda'.
Hem...Nggak ada pilihan lain, resiko buat yang datang akhir, tempati tempat yang tersisa.
Oh my God, bener bener bulan jihad, nggak siang nggak malam, waktuMu adalah ujian menjaga hati...
Tujuh menit berlalu, belum juga aku sapa dia. Dan dia cuma berani melirik, hehem..
G berani pasti, secara aku adalah yang paling senior diantara yang lain (hadiroh). Ya, senior.
Aku nggak bilang tua, walopun tahun lahirku lebih kecil dari mereka, aku juga nggak bilang dewasa karena,
mmm...
Aku ingat sebuah definisi menarik tentang dewasa,
dari Naomi Susan, seorang penulis. Aku dapat dari Kick Andy episode cara gila menulis buku. Begini kutipannya:
Majority is how the way you can control your self
(kedewasaan adalah bagaimana anda mengendalikan diri)
pas di bulan pengendalian diri, sudahkah kita melangkah d.e.w.a.s.a ...
Ups, ustadz sudah menempatkan diri ditempat yang paling banyak pahalanya, aku simak beliau dulu, ustadz yang paling
aku suka dari desa tercinta.
Insya alloh aku akan bagi ilmunya,,
semoga...
Sabtu, 06 Agustus 2011
Draculi
Hmm ... Draculi adalah anak Dracula,
yang baru saja disapih,
...yaitu tidak diberi susu lagi.
Maaf ya, konon katanya
Draculi ini selalu mengeluh,
karena menurutnya
semua darah manusia itu asem.
Asem?
Papa Dracula ingin memastikan,
maka dia mengawasi saat Draculi
menerkam mangsanya.
Papa Dracula berseru kesal:
Darculi … Draculi ...,
Papa khan bilang leher!?
Bukan ketiak ...
(diambil dari fb mario teguh)
Jumat, 05 Agustus 2011
Padang Hijau
ketika mata tak lagi berhak atas penglihatanmya
angin tak berhak atas kelembutannya
subuh tak lagi mampu menjanjikan kenyataan atas mimpi-mimpi yang tersulam....
ku katakan pada bumi
angin tak berhak atas kelembutannya
subuh tak lagi mampu menjanjikan kenyataan atas mimpi-mimpi yang tersulam....
ku katakan pada bumi
wahai bumi,
wajahmu bisa saja hancur oleh luapan tsunami
atau muntahan merapi
tapi hatiku tak kan pernah ragu untuk merindu
hamparan padang hijau membukakan kedua tangannya
tapi hatiku tak kan pernah ragu untuk merindu
hamparan padang hijau membukakan kedua tangannya
untuk menyambutku...
sang penghuni surga...
teruntuk dirimu
sang penghuni surga,,,
yang sejati itu tak pernah mati...
yang selalu dijaga tak kan pernah terlupa..
tubuh tubuh yang harus terlewati
menjadi gelap malam yang selalu makutkan
mimpi indah itu menjadi kekuatan
dan detik detik angin damai meneguhkan ketegaran
aku sampaikan salam kepada mu
dari bawah langit
sang penghuni surga,,,
yang sejati itu tak pernah mati...
yang selalu dijaga tak kan pernah terlupa..
tubuh tubuh yang harus terlewati
menjadi gelap malam yang selalu makutkan
mimpi indah itu menjadi kekuatan
dan detik detik angin damai meneguhkan ketegaran
aku sampaikan salam kepada mu
dari bawah langit
RICH DAD POOR DAD
Apa yang diajarkan orang kaya kepada anak-anak mereka tentang uang- yang tidak diajarkan oleh orang miskin dan kelas menengah.
Sebuah permasalahan kata Robert T Kiyosaki, ketika orang tidak mengerti tentang finansial. Orang kaya maupun orang miskin. Sekolah mengajar banyak hal tentang teori-teori tapi tak pernah mengajarkan siswanya tentang bagaimana cara mengelola keuangan, sama sekali. Inilah yang mengakibatkan siapapun, dokter, akademisi, pengacara, bankir, bahkan ahli finansial mempunyai masalah keuangan, walaupun mereka sukses dalam karir mereka dan berpenghasilan yang besar.
Buku itu mengajak cara berpandang yang berbeda terhadap pekerjaan dan kekayaan.Belajar dari dua ayahnya, ayah yang kaya dan ayah yang miskin, Robert T Kiyosaki berbagi pada kita.Pelajaran pertamanya adalah : Orang kaya tidak bekerja untuk uang.
"Orang miskin dan kelas menengah bekerja untuk uang"
"orang kaya mempunyai uang yang bekerja untuk mereka".
Kebanyakan orang bekerja sebenarnya adalah didasari pada sebuah emosi. Yaitu, sebuah emosi akan dua hal, ketakutan dan keinginan.
Ketakutan akan tak dapat membiayai hidup, membayar kewajiban/tagiahan yang harus dibayar. Keinginan/ketamakan untuk menikmati sesuatu yang diingankan dengan uangnya. Mereka kemudian bekerja keras untuk mendapatkan uang, dan bekerja lebih keras lagi untuk mendapatkan gaji yang lebih, dan menganggap itu adalah solusi bagi ketakutan dan keinginannya. Namun sebenarnya itu bukanlah solusi, itu hanyalah solusi jangka pendek untuk permasalahan jangka panjang, seumur hidup.Emosi itu yang menggerakkan mereka, bukan pikiran mereka. Uang hanyalah ilusi, kenaikan gaji, banyaknya uang bukan merupakan solusi permasalahan.
Menggunakan pikiran, melihat apa yang tidak pernah dilihat oleh orang lain adalah hal yang seharusnya dilakukan. Hal itu adalah sebagian yang harus dipelajari untuk menjadi kaya dan menciptakan uang. "Bekerja untuk belajar, jangan bekerja untuk uang".
Selamat berekplorasi lebih dalam.
Inilah
RICH DAD, POOR DAD.
Robert T Kiyosaki
2007, cetakan kedua puluh tiga
PT SUN, Jakarta
238 halaman
(ada edisi yang lebih baru)
Balaslah Keburukan dengan Kebaikan
eh..
aku teringat, ketika aku mengadu di'nakali' mas Rais ato siapapun kepada umi ,dulu.
Beliau SELALU jawab,
"Yo ben, sesuk mas Rais tak tukokne es thong-thong ben ra nakal meneh"
(nggak papa, besok mas Rais tak belikan es krim biar nggak nakal lagi).
Lalu aku selalu menjawab,
"aaa..." nggak terima.
Baru aku sadari ketika dewasa,
bahwa dengan itu Umi ingin mengajarkan untuk tidak selalu melihat yang terjadi pada
diri kita itu buruk, seburuk yang kita bayangkan,
dan belajarlah untuk tidak berprasangka buruk pada orang lain.
Nggak semua yang kita bilang 'nakal' itu memang nakal.
Dan yang paling penting
"BALASLAH KEBURUKAN DENGAN KEBAIKAN"
(dengan es krim,he)
semoga bermanfaat...
aku teringat, ketika aku mengadu di'nakali' mas Rais ato siapapun kepada umi ,dulu.
Beliau SELALU jawab,
"Yo ben, sesuk mas Rais tak tukokne es thong-thong ben ra nakal meneh"
(nggak papa, besok mas Rais tak belikan es krim biar nggak nakal lagi).
Lalu aku selalu menjawab,
"aaa..." nggak terima.
Baru aku sadari ketika dewasa,
bahwa dengan itu Umi ingin mengajarkan untuk tidak selalu melihat yang terjadi pada
diri kita itu buruk, seburuk yang kita bayangkan,
dan belajarlah untuk tidak berprasangka buruk pada orang lain.
Nggak semua yang kita bilang 'nakal' itu memang nakal.
Dan yang paling penting
"BALASLAH KEBURUKAN DENGAN KEBAIKAN"
(dengan es krim,he)
semoga bermanfaat...
Lolipop....
Hari ini mengantar umi ke pasar kota beli peralatan rumah tangga.
Sebentar. Karena kami memang g suka basa-basi. Kalo beli sesuatu, bilang, kalo bisa ditawar kalo g bisa ya udah langsung bayar.
Di waktu kunjungan kami di toko yang sebentar itu, aku menyaksikan sebuah frame yang menarik, menurutku.
Aku mengamati sekeliling dari awal kami hinggap di toko itu. Majikan, pelayan, pembeli... hehem, kata mbak Darni, salah satu teman, mengamati sekeliling itu merupakan hobiku ketika aku sampai di suatu tempat. Trus, dari mbak Darni juga, aku itu diam, tetapi mataku mengatakan bahwa otakku sedang memikirkan buanyak hal. pikiran yang menerawang jauh, begitu kira-kira. Lebih lanjut, senyumku katanya menimbulkan banyak pertanyaan. hehe, kaya Monalisa.
Eh, sebentar. Tau nggak, kenapa lukisan Monalisa menjadi fenomenal. Itu karena ada 'rayuan' di dalamnya. Kalo menurut "in persuit of elegace" sebuah buku karangan Matthew E May, Seduction, atau 'rayuan' adalah salah satu hal untuk membuat sesuatu itu menjadi elegan. Ada empat hal dalam buku itu. Mungkin suatu saat akan aku bagi untuk pembaca, someday, semoga.
(Eh, maksudku, bukan berarti senyumku mengandung rayuan lho ya...)
Seduction dalam buku itu dimaksudkan ketertarikan manusia terhadap misteri, keinginan tahuan manusia terhadap puzzle yang tidak lengkap. Dan keinginan manusia untuk berusaha melengkapi misteri tersebut.
Kita cukupkan dulu elegannya.
Seorang anak kecil, mungkin adalah anak sang majikan (karena aku nggak pernah tanya), datang mendekat ibunya kemudian menyodorkan sebuah lolipop yang masih terbungkus dengan maksud minta tolong untuk dibukakan plastik pembungkus itu. Mendapati lolipopnya siap diemut, ia pun lari ke lorong pasar, entah kemana tujuannya.
Dan beberapa saat kemudian...
Ia datang dalam keadaan menangis, duduk di lantai, dan teriak-teriak. Lolipopnya jatuh di suatu tempat yang aku nggak tau itu.Hal itu pun menarik perhatian beberapa orang, termasuk aku. Kalo mereka, ibuknya, pelayan, dan pembeli tertarik untuk bagaimana menemukan solusi untuk membuatnya berhenti menangis dan berteriak-teriak, aku lebih tertarik untuk mengamati apa yang akan mereka lakukan untuk menangani satu anak kecil yang mungkin baru berusia 4 atau 5 tahun itu.
sang pelayang yang setia bertanya, "Kenapa itu, bu?"
ibunya menjawab,"Permennya jatuh?"
Sang ibu yang kelihatan nggak suka banyak berkata-kata, menarik sang anak untuk menggendongnya walau sang anak meronta-ronta menolak.
"jatuh dimana?", sang pelayan tanya.
"di sana, tempat dolan dia tadi" ibunya menjawab
seorang pembeli tertarik untuk ikut dalam percakapan. "Mbok dibelikan lagi. Kasihan. Harganya po mahal to?"
"tujuh ribu" sang ibu menjawab
"Yo mbok dibelikan to, bu. Belinya dimana to? " lanjut sang pembeli
"Di solo" sang ibu jawab
"Lha yo adoh men" (jauh amat), komentar sang pembeli
"diambil aja, trus dicuci" sang pelayan mencoba menawarkan solusi
kemudian, seseorang datang, mungkin tante si anak kecil tadi, ternyata ia yang menyertai 'pengembaraan' anak itu sampai terjadi 'tragedi' jatuhnya lolipop.
Ia pun di sidang.
"Lha kog bisa jatuh ki piye?" tanya sang pelayan
"mbok kapakne mau?" (kamu apakan?), lanjutnya
"Aku nggak ngapa-ngapain kog, wong permennya jatuh sendiri, aku nggak nyenggol" jawabnya membela diri.
Ibuknya terus menarik anaknya yang makin teriak-teriak untuk duduk di atas kursi. Sang anak tetap meronta. Lalu, dipaksalah sang anak, diangkat disembunyikan di balik kasir, mungkin biar nggak dilihat orang karena memalukan barang kali. Ibu muda, yang mungkin itu adalah anak pertamanya, melakukan itu tanpa banyak kata.
Lalu, kami pun harus segera pergi karena transaksi jual beli sudah selesai.
Saat mengambil beberapa langkah meninggalkan tempat itu, masih terdengar sang pelayan dan pembeli tadi masih membahas solusi untuk anak itu.
sang pelayan masih tertarik dengan teori mengambil dan mencuci-nya, sedangkan pembeli masih kekeh dengan membelikannya lagi, tapi sadar bahwa tempatnya tidak dekat.
Dalam perjalanan menuju jupiter biru, aku bilang sama umi.
"Masalahnya bukan pada lolipopnya. Tetapi, bahwa anak itu perlu diajari untuk menerima kenyataan"
memang kadang-kadang aku suka berbicara sama umi dengan nada kayak 'pembicara', hehe..
"wong jenenge wong tuwo. Sing penting piye carane anake meneng" (namanya juga orang tua, yang penting bagaimana membuat anaknya diam)", komentar umi.
Sebuah pelajaran hari ini. Dan aku ingin berbagi.
Banyak pertanyaan yang kebanyakan adalah pernyataan nggak terima-ku melihat Kebanyakan orang tua menghadapi anaknya.
(semoga kalimatnya mudah dipahami. Karena, Aku kalo cerita, aku ketik aja, nggak suka edit-editan walo aku tahu banyak yang salah, biar original, hehe..)
ketika anak jatuh, kenapa lebih suka menyalahkan kodok dari pada bilang, "ya, berarti besok kalo lari-lari adek hati-hati ya!"
bukankah itu membuatnya belajar mencari kambing hitam?
bekankan mengajaknya belajar untuk belajar dari kesalahan dan memperbaiki diri itu lebih baik...
ketika anak mengadu di'nakali' kakaknya, kenapa lebih suka menjanjikan untuk membalaskan dendamnya dari pada bilang, "Nggak ada yang nakal, kakak itu nggak nakal, kakak itu cuma pengen disayang, coba kakak disayang dulu"
bukankah itu membuatnya belajar balas dendam dan tak mau disalahkan?
bukankah mengajaknya belajar melihat sesuatu dengan pandangan yang positif itu lebih baik...
ketika anak menangis karena kehilangan sesuatu, kenapa lebih suka berusaha mencarikan gantinya dengan kerasnya dari pada membuatnya belajar mengerti dan memahami arti kehilangan dan kekecewaan.
bukankah itu membuatnya belajar untuk tidak menerima kenyataan dan menyalahkan keadaan?
bukankan mengajaknya belajar mengerti dan memahami arti kehilangan dan kekecewaan itu lebih baik...
ketika anak merengek meminta sesuatu, lebih suka mencari cara bagaimana supaya keinginan itu hilang ketika tidak bisa memenuhi, ato mencari cara bagaimana memenuhinya walo keadaan orang tua sedang tidak mudah untuk memenuhinya
dan banyak hal lain...
bukankan itu membuatnya memupuskan harapan, dan memaksakan kehendak serta acuh terhadap keadaan?
bukankah mengajaknya belajar memahami dunia yang tak selalu seindah keinginannya
mengajaknya belajar peka terhadap keadaan sekitarnya adalah lebih baik...
Anak memang harta yang sangat berharga. Membahagiakannya adalah wajib bagi orang tua. Namun, hal itu tidak serta merta menghalalkan untuk mengajarkan hal yang justru merugikan masa depannya.
Mari kita sadari bahwa yang kita lakukan pada mereka sekarang (saat mereka masih kecil serta dalam perjalanan hidupnya) adalah referensi bagi segala tindakan mereka di masa yang akan datang. Anak kecil bukan makhluk yang dengan mudah bisa dibohongi, bukan makhluk yang dianggap kecil segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Mereka adalah pembelajar sejati, sungguh urusan dengan mereka adalah urusan yang besar.
So, jangan main-main dengan anak kecil ...
hem..
Yuk, belajar menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak kita.
cukup dengan satu alasan, karena kita SAYANG pada mereka.
Semoga beramanfaat...
(jum'at/5Agustus2011)
Sebentar. Karena kami memang g suka basa-basi. Kalo beli sesuatu, bilang, kalo bisa ditawar kalo g bisa ya udah langsung bayar.
Di waktu kunjungan kami di toko yang sebentar itu, aku menyaksikan sebuah frame yang menarik, menurutku.
Aku mengamati sekeliling dari awal kami hinggap di toko itu. Majikan, pelayan, pembeli... hehem, kata mbak Darni, salah satu teman, mengamati sekeliling itu merupakan hobiku ketika aku sampai di suatu tempat. Trus, dari mbak Darni juga, aku itu diam, tetapi mataku mengatakan bahwa otakku sedang memikirkan buanyak hal. pikiran yang menerawang jauh, begitu kira-kira. Lebih lanjut, senyumku katanya menimbulkan banyak pertanyaan. hehe, kaya Monalisa.
Eh, sebentar. Tau nggak, kenapa lukisan Monalisa menjadi fenomenal. Itu karena ada 'rayuan' di dalamnya. Kalo menurut "in persuit of elegace" sebuah buku karangan Matthew E May, Seduction, atau 'rayuan' adalah salah satu hal untuk membuat sesuatu itu menjadi elegan. Ada empat hal dalam buku itu. Mungkin suatu saat akan aku bagi untuk pembaca, someday, semoga.
(Eh, maksudku, bukan berarti senyumku mengandung rayuan lho ya...)
Seduction dalam buku itu dimaksudkan ketertarikan manusia terhadap misteri, keinginan tahuan manusia terhadap puzzle yang tidak lengkap. Dan keinginan manusia untuk berusaha melengkapi misteri tersebut.
Kita cukupkan dulu elegannya.
Seorang anak kecil, mungkin adalah anak sang majikan (karena aku nggak pernah tanya), datang mendekat ibunya kemudian menyodorkan sebuah lolipop yang masih terbungkus dengan maksud minta tolong untuk dibukakan plastik pembungkus itu. Mendapati lolipopnya siap diemut, ia pun lari ke lorong pasar, entah kemana tujuannya.
Dan beberapa saat kemudian...
Ia datang dalam keadaan menangis, duduk di lantai, dan teriak-teriak. Lolipopnya jatuh di suatu tempat yang aku nggak tau itu.Hal itu pun menarik perhatian beberapa orang, termasuk aku. Kalo mereka, ibuknya, pelayan, dan pembeli tertarik untuk bagaimana menemukan solusi untuk membuatnya berhenti menangis dan berteriak-teriak, aku lebih tertarik untuk mengamati apa yang akan mereka lakukan untuk menangani satu anak kecil yang mungkin baru berusia 4 atau 5 tahun itu.
sang pelayang yang setia bertanya, "Kenapa itu, bu?"
ibunya menjawab,"Permennya jatuh?"
Sang ibu yang kelihatan nggak suka banyak berkata-kata, menarik sang anak untuk menggendongnya walau sang anak meronta-ronta menolak.
"jatuh dimana?", sang pelayan tanya.
"di sana, tempat dolan dia tadi" ibunya menjawab
seorang pembeli tertarik untuk ikut dalam percakapan. "Mbok dibelikan lagi. Kasihan. Harganya po mahal to?"
"tujuh ribu" sang ibu menjawab
"Yo mbok dibelikan to, bu. Belinya dimana to? " lanjut sang pembeli
"Di solo" sang ibu jawab
"Lha yo adoh men" (jauh amat), komentar sang pembeli
"diambil aja, trus dicuci" sang pelayan mencoba menawarkan solusi
kemudian, seseorang datang, mungkin tante si anak kecil tadi, ternyata ia yang menyertai 'pengembaraan' anak itu sampai terjadi 'tragedi' jatuhnya lolipop.
Ia pun di sidang.
"Lha kog bisa jatuh ki piye?" tanya sang pelayan
"mbok kapakne mau?" (kamu apakan?), lanjutnya
"Aku nggak ngapa-ngapain kog, wong permennya jatuh sendiri, aku nggak nyenggol" jawabnya membela diri.
Ibuknya terus menarik anaknya yang makin teriak-teriak untuk duduk di atas kursi. Sang anak tetap meronta. Lalu, dipaksalah sang anak, diangkat disembunyikan di balik kasir, mungkin biar nggak dilihat orang karena memalukan barang kali. Ibu muda, yang mungkin itu adalah anak pertamanya, melakukan itu tanpa banyak kata.
Lalu, kami pun harus segera pergi karena transaksi jual beli sudah selesai.
Saat mengambil beberapa langkah meninggalkan tempat itu, masih terdengar sang pelayan dan pembeli tadi masih membahas solusi untuk anak itu.
sang pelayan masih tertarik dengan teori mengambil dan mencuci-nya, sedangkan pembeli masih kekeh dengan membelikannya lagi, tapi sadar bahwa tempatnya tidak dekat.
Dalam perjalanan menuju jupiter biru, aku bilang sama umi.
"Masalahnya bukan pada lolipopnya. Tetapi, bahwa anak itu perlu diajari untuk menerima kenyataan"
memang kadang-kadang aku suka berbicara sama umi dengan nada kayak 'pembicara', hehe..
"wong jenenge wong tuwo. Sing penting piye carane anake meneng" (namanya juga orang tua, yang penting bagaimana membuat anaknya diam)", komentar umi.
Sebuah pelajaran hari ini. Dan aku ingin berbagi.
Banyak pertanyaan yang kebanyakan adalah pernyataan nggak terima-ku melihat Kebanyakan orang tua menghadapi anaknya.
(semoga kalimatnya mudah dipahami. Karena, Aku kalo cerita, aku ketik aja, nggak suka edit-editan walo aku tahu banyak yang salah, biar original, hehe..)
ketika anak jatuh, kenapa lebih suka menyalahkan kodok dari pada bilang, "ya, berarti besok kalo lari-lari adek hati-hati ya!"
bukankah itu membuatnya belajar mencari kambing hitam?
bekankan mengajaknya belajar untuk belajar dari kesalahan dan memperbaiki diri itu lebih baik...
ketika anak mengadu di'nakali' kakaknya, kenapa lebih suka menjanjikan untuk membalaskan dendamnya dari pada bilang, "Nggak ada yang nakal, kakak itu nggak nakal, kakak itu cuma pengen disayang, coba kakak disayang dulu"
bukankah itu membuatnya belajar balas dendam dan tak mau disalahkan?
bukankah mengajaknya belajar melihat sesuatu dengan pandangan yang positif itu lebih baik...
ketika anak menangis karena kehilangan sesuatu, kenapa lebih suka berusaha mencarikan gantinya dengan kerasnya dari pada membuatnya belajar mengerti dan memahami arti kehilangan dan kekecewaan.
bukankah itu membuatnya belajar untuk tidak menerima kenyataan dan menyalahkan keadaan?
bukankan mengajaknya belajar mengerti dan memahami arti kehilangan dan kekecewaan itu lebih baik...
ketika anak merengek meminta sesuatu, lebih suka mencari cara bagaimana supaya keinginan itu hilang ketika tidak bisa memenuhi, ato mencari cara bagaimana memenuhinya walo keadaan orang tua sedang tidak mudah untuk memenuhinya
dan banyak hal lain...
bukankan itu membuatnya memupuskan harapan, dan memaksakan kehendak serta acuh terhadap keadaan?
bukankah mengajaknya belajar memahami dunia yang tak selalu seindah keinginannya
mengajaknya belajar peka terhadap keadaan sekitarnya adalah lebih baik...
Anak memang harta yang sangat berharga. Membahagiakannya adalah wajib bagi orang tua. Namun, hal itu tidak serta merta menghalalkan untuk mengajarkan hal yang justru merugikan masa depannya.
Mari kita sadari bahwa yang kita lakukan pada mereka sekarang (saat mereka masih kecil serta dalam perjalanan hidupnya) adalah referensi bagi segala tindakan mereka di masa yang akan datang. Anak kecil bukan makhluk yang dengan mudah bisa dibohongi, bukan makhluk yang dianggap kecil segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Mereka adalah pembelajar sejati, sungguh urusan dengan mereka adalah urusan yang besar.
So, jangan main-main dengan anak kecil ...
hem..
Yuk, belajar menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak kita.
cukup dengan satu alasan, karena kita SAYANG pada mereka.
Semoga beramanfaat...
(jum'at/5Agustus2011)
Selasa, 02 Agustus 2011
bahagia itu sederhana
bahagia itu sederhana
ketika sederhana dalam hidup
dan memaknai hidup dengan sederhana
sesederhana tawa bayi ketika mendengar 'cilukba' ibunya
sesederhana teriakan 'yes!' anak-anak sekolah mendengar gurunya mengumumkan tidak jadi ulangan
sesederhana senyuman penjual somay mendengar panggilan 'belii!'
sederhanalah dalam berbahagia
berbahagialah dengan kesederhanaan
selamat berbahagia...
ketika sederhana dalam hidup
dan memaknai hidup dengan sederhana
sesederhana tawa bayi ketika mendengar 'cilukba' ibunya
sesederhana teriakan 'yes!' anak-anak sekolah mendengar gurunya mengumumkan tidak jadi ulangan
sesederhana senyuman penjual somay mendengar panggilan 'belii!'
sederhanalah dalam berbahagia
berbahagialah dengan kesederhanaan
selamat berbahagia...
mentari
menjadi mentari dalam keluarga
pagi ini...
menyambut udara pagi yang telah berbaris di balik jendela
menyambut udara pagi yang telah berbaris di balik jendela
menunggu dipersilakan masuk menyapa
di balik jendela
ku buka tirai
indahnya...
wajah alam di atas kanvas kehidupan
indahnya...
wajah alam di atas kanvas kehidupan
lalu jendela,
begitu segar
udara pagi membangunkan sel-sel
dari sisa-sisa kelelahannya
kemarin...
dari sisa-sisa kelelahannya
kemarin...
indahnya...
kisah damai di dalam buku sejarah
menebar ilmu
"menebar ilmu dalam dekapan lumpuh"
judul sebuah program di tivi, aku liat tadi pagi. mengisahkan seseorang yang inspiratif.
een sukaesih,
seorang penderita radang tulang sendi, Rheumatic Arhitis
lumpuh seluruh anggota tubuh.
sakit itu diderita sejak kelas 3 sd. Namun, sempat meraih gelar diploma dan
menjadi calon PNS, baru bebrapa hari bekerja
sedikit demi sedikit tubuhnya makin tidak berfungsi.
dan sekarang hanya mampu berbaring. sudah 20 tahun ia jalani.
semua aktivitas kesehariannya harus dibantu oleh ibunya.
ibuknya adalah seorang pekerja keras, yang mencari nafkah dengan menjadi penjaga WC umum.
Namun, karena usia yang sudah semakin tua, ia tidak bekerja setiap hari, hanya saat tubuhnya kuat dan tidak sakit.
ia bertutur:
"mau lihat anak emak bisa jalan"
"tidak putus-putus emak minta" (berdo'a)
menurut pengakuan ibuknya, een adalah yang tak banyak meminta.
ketika ibunya tanya, "een minta apa?" (tawaran untuk makan atau barang)
"nggak minta apa-apa,mak. minta sembuh aja"
hal luar biasa yang ia lakukan adalah, membimbing anak-anak sekolah belajar di rumahnya.
mereka adalah anak-anak tetangganya.
dan sebagian besar bukan dari keluarga yang mampu.
ia membimbing mereka dari atas ranjang, berbaring.
dengan hanya wajah yang tampak, sedang bagian lain tertutup rapat dengan kain.
berbagai mata pelajaran dan termasuk di dalamnya adalah pelajaran agama ia ajarkan .
dalam frame singkat itu,terlihat mereka sangat antusias ketika ia mengajarkan bahasa inggris, tampak senang mereka mengikuti.
baca qur'an, sholat berjama'ah, ilmu pengetahuan keagamaan, ia anggap sebagai pelajaran yang penting, bahkan lebih penting dari pelajaran sekolah.
anak-anak yang ia bimbing memiliki prestasi disekolahnya
Dini, rangking 2 di kelas 3, rangking 1 di kelas 4 dan 5.Ia mengikuti bimbingan een sejak kelas 2 sd. anak lain yang dibimbing adalah karlina. ia bahkan ikut belajar bersama een sejak belum sekolah. ia bercita-cita menjadi dokter agar dapat menyembuhkan een.
een bertutur:
"sembuh itu jauuh di atas langit
sedangkan saya jauuh di bawah bumi
saya hanya ingin dapat berbuat baik bagi yang lain"
"ini adalah yang terbaik bagi saya"
dan baginya dengan ini hidupnya lebih bermakna.
subhanalloh...
judul sebuah program di tivi, aku liat tadi pagi. mengisahkan seseorang yang inspiratif.
een sukaesih,
seorang penderita radang tulang sendi, Rheumatic Arhitis
lumpuh seluruh anggota tubuh.
sakit itu diderita sejak kelas 3 sd. Namun, sempat meraih gelar diploma dan
menjadi calon PNS, baru bebrapa hari bekerja
sedikit demi sedikit tubuhnya makin tidak berfungsi.
dan sekarang hanya mampu berbaring. sudah 20 tahun ia jalani.
semua aktivitas kesehariannya harus dibantu oleh ibunya.
ibuknya adalah seorang pekerja keras, yang mencari nafkah dengan menjadi penjaga WC umum.
Namun, karena usia yang sudah semakin tua, ia tidak bekerja setiap hari, hanya saat tubuhnya kuat dan tidak sakit.
ia bertutur:
"mau lihat anak emak bisa jalan"
"tidak putus-putus emak minta" (berdo'a)
menurut pengakuan ibuknya, een adalah yang tak banyak meminta.
ketika ibunya tanya, "een minta apa?" (tawaran untuk makan atau barang)
"nggak minta apa-apa,mak. minta sembuh aja"
hal luar biasa yang ia lakukan adalah, membimbing anak-anak sekolah belajar di rumahnya.
mereka adalah anak-anak tetangganya.
dan sebagian besar bukan dari keluarga yang mampu.
ia membimbing mereka dari atas ranjang, berbaring.
dengan hanya wajah yang tampak, sedang bagian lain tertutup rapat dengan kain.
berbagai mata pelajaran dan termasuk di dalamnya adalah pelajaran agama ia ajarkan .
dalam frame singkat itu,terlihat mereka sangat antusias ketika ia mengajarkan bahasa inggris, tampak senang mereka mengikuti.
baca qur'an, sholat berjama'ah, ilmu pengetahuan keagamaan, ia anggap sebagai pelajaran yang penting, bahkan lebih penting dari pelajaran sekolah.
anak-anak yang ia bimbing memiliki prestasi disekolahnya
Dini, rangking 2 di kelas 3, rangking 1 di kelas 4 dan 5.Ia mengikuti bimbingan een sejak kelas 2 sd. anak lain yang dibimbing adalah karlina. ia bahkan ikut belajar bersama een sejak belum sekolah. ia bercita-cita menjadi dokter agar dapat menyembuhkan een.
een bertutur:
"sembuh itu jauuh di atas langit
sedangkan saya jauuh di bawah bumi
saya hanya ingin dapat berbuat baik bagi yang lain"
"ini adalah yang terbaik bagi saya"
dan baginya dengan ini hidupnya lebih bermakna.
subhanalloh...
Langganan:
Postingan (Atom)