Senin, 18 April 2011

(menghela nafas)

sekumpulan titik menari di sudut malam
menemani sesaknya dendangan nadi
mengalunkan kisah yang tertinggal

bisikan gagak bukan penghibur
pelukan angin tak menjadi alas penyangga

(kamis, 24 februari 2011)

wajah itu ...

aku lihat wajah wanita penghuni surga
bersedih pilu di samping jenazah ibunya
wajahnya jelek
sungguh tak rupawan
terhinakan oleh mulut-mulut para penyulut

kulit gelapnya menyimpan
sejuta sejarah putih
ketulusan menyayangi
kerelaan berbagi

disuguhkannya sekerat keringat setiap pagi
diberikannya pelukan hangat pengantar luruhnya penat
hanya nasi kering yang sudah basi
yang mampu ia tawarkan sebagai teman sepiring ubi

tiap hari menikmati dengan kotoran
melayani rengekan
sementara saudaranya hanya mau menutup hidung
dan mengintip jauh dari ruang tamu

keringat kecutnya akan bersaksi
air matanya akan bernyanyi
di surga nanti


(senin, 18 April 2011, sekitar setengah sebelas)

bayangan indah itu ...

sangat jelas,bayangan itu datang...
mengalir indah di atas lirikan fajar

seorang putri kecil
menari lincah
setelah mandi paginya yang selalu menyenangkan
namun kala itu,tak sama dengan kemarin

tangan yang memakaikan baju itu
tak selembut sentuhan ibu
tercinta
sambil tangan dan kakinya sibuk
melayani kalimat wanita tua
yang memintanya mengenakan gaun
yang sudah tak indah lagi
matanya berkeliling
ada yang beda
namun, ia tak mengerti

di sela kebingungannya
mulut kecilnya berucap
"aku mau sekolah hari ini"
"hari ini, kamu tidak sekolah"
"kenapa aku tidak sekolah?"
"karena hari ini libur"
jawaban wanita tua itu tak pernah memuaskannya

"banyak sekali orang di rumahku"
bisiknya dalam hati

di sudut sebuah kamar
ibunya tercinta berderai air mata
di temani beberapa orang
mengelus pundaknya
tangis yang sepi
menandakan ketegaran

sementara di tengah ruang tengah yang tak begitu luas
terbaring seorang ayah
dengan kain putih menyelimutinya

andaikan putri kecil itu tau
hari libur itu adalah
hari terakhir kebersamaanya dengan
ayahnya
takkan mau ia lepas dari pelukannya

,,,
bapak,,
aku mau disuapi lagi di teras depan rumah
aku mau diajari lagi do'a akan tidur
aku mau dicium lagi lalu aku akan marah karna kumismu
membuat aku risih
seperti dulu...

salam sayang
dari putri yang selalu merindukannmu
dan di surga kita akan bertemu...
(jum'at,15 april saat rindu menghiasi gelap waktu mustajab)